Para calon karyawan yang di interview dihadapkan pada sebuah papan tulis, dimana pada papan tersebut terdapat selembar kertas dengan gambaran titik hitam di dalamnya.
Lalu, sang interviewer meminta masing-masing calon karyawan menjelaskan apa yang mereka lihat pada papan tersebut, dengan ketentuan; tidak boleh ada peserta yang menjawab dengan pernyataan serupa.
Jawaban yang muncul berbagai versi, ada yang menjawab titik hitam, noda hitam, dan bulatan hitam. Dan pada saat giliran calon teakhir untuk memberi jawaban, ia berusaha keras untuk mencari sinonim lain yang mendekati jawaban-jawaban sebelumnya.
Namun ia tak menemukan padanan kata yang pas. Bingung didesak sang Interviewer, akhirnya ia menjawab dengan versi berbeda, "Selembar Kertas". Jawaban yang akhirnya membawa ia berhasil lolos menjadi salah satu karyawan di Perusahaan tersebut.
"Inilah sosok karyawan yang kami cari, karyawan yang melihat sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas," begitu penjelasan sang Interviewer.
Begitupun pada realisasi kehidupan, akan selalu ada orang yang hanya mampu melihat kita dari dua titik kecil tersebut.
Contohnya di dunia kerja, ada masa dimana seorang pekerja dipandang sebelah mata, diremehkan atas kekurangan, di caci atas kekurangan/kekeliruan kecil yang ia lakukan dalam karyanya, tanpa memandang kertas putih, atau potensi besar yang sebenarnya ia miliki, serta usaha yang telah ia lakukan selama berkarir.
Akan menjadi lebih indah, apabila terdapat sikap toleransi dan saling menghargai setiap usaha dan jerih payah yang telah diusahakan setiap orang, dengan membuka mata lebih lebar, peka terhadap keterbatasan dan kendala yang mereka hadapi. Juga dibutuhkan sikap bijaksana dalam mengemukakan pendapat dan masukan, sehingga terjalin ukhuwah yang lebih sehat. (*)