“Ada kalanya aku lari dari duniaku. Berhenti disudut gelapku. Aku
me-reset segala nyamanku. Bukan karna ku benci, tapi untuk mengerti apa
aku tanpa mereka. Untuk mengerti ada Dzat lain yang mencatat keterlenaanku
dengan nyamanku itu.
Ada kalanya ku diam. Menjauh enggan bicara dengan manusia. Bukan karna ku
benci, aku takut berkata-kata sia-sia, membuat luka yang tak ku tau perihnya.
Dan jika yang ingin ku ungkap adalah indah, aku yakin ada waktunya dimana aku
bisa mengungkapkan semua dengan lugu, meski waktu yang kutunggu itu letaknya di
dimensi yang berbeda.
Ada kalanya aku menutup mata. Aku tak ingin melihat indah sekitarku. Karna ku
tau 2 mata ini sepasang pendosa. Yang membawaku pada pemandangan tanpa hati.
Hanya bisa kusaksikan. Tanpa aku rasakan dibalik indah itu mungkin ada pilu
yang dikaburkan. Aku ingin memandang dengan hati, bukan mata.
Ada kalanya aku tuli. Menutup telinga dari merdu. Sesekali menajamkan
pendengaran akan bisikan kecil parau yang ternyata menyelamatkanku dari
celakaku.
Ada kalanya aku nanar. Enggan tersenyum pun menangis. Karna aku tau, ia tak
selamanya melekat. Berganti sesuai nuansanya. Dan aku tak ingin sekelilingku
memaksaku merasakan nuansa itu. Aku ingin, alasanku tersenyum dan menangis,
hanya datang dari Penguasaku.
Ada kalanya aku menangis. Tanpa sakit, tanpa luka. Diantara bahagia aku takut,
hanya menikmati yang tersedia. Tanpa pengabdian apa-apa.
Ada kalanya aku bahagia. Dalam rindu dan penantian, dalam sesaknya gapaian
tanganku yang tak terjamah, dalam siksa dan konfrontasi. Aku bahagia melihat
puing-puing ku berserak berantakan. Saat memungut mereka aku mengerti
mereka berharga. Dan belajar memoles mereka lebih baik lagi."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
YEAAYYY…!!! IT’S SUNDAY, RIGHT??
Its time to writing on the airrr……. :D
nanana~
Haha. Beberapa waktu lalu saya membahas tentang ‘Kita dan Gadget’ yang
penulisannya belum kelar -_-. Berhubung vakansi yang tersedia ini saya cobaaa
menyelesaikannya biar tulisan saya sesuai dengan target yang telah saya
tujukan. :D *bahasanya terdengar berbelit-belit ya -__-
Langsung saja >>> Bagaimana pola kita untuk memanfaatkan
gadget kita? Seperti 3 poin yang sering jadi patokan yang telah dibahas
sebelumnya, dan diibaratkan ke kehidupan kita,
Poin 1, “Ah..utak-atik aja.. ntar bisa sendiri.. “
Poin 2, “Ngikut yang lain make nya gimana ajaaa.. kan udah banyak
contohnyaa…”
Poin 3, “Intip dikit deh petunjuknya..”
Kebanyakan dari kita mungkin menjalani hidup seperti poin 1 dan 2.. berasumsi
bahwa kita terlahir ya untuk menikmati dunia, menjalani hidup, jalani apa yang
ada seperti air mengalir. Pertanyaannya adalah : Kenapa begitu? Hidup itu
singkat, ya harusnya dinikmati, jangan dibikin ribet. Hmm.. bukannya karena
hidup itu singkat harusnya kita benar2 memperhatikan rambu-rambunya ya?
Benar-benar serius karna waktu yang dikasih sangat terbatas.
Seperti seorang
marketing yang disuruh bos nya harus bisa melakukan penjualan dalam tenggat
waktu sekian hari, kalo si Marketing ini Cuma menjalani hari tanpa berusaha
sungguh-sungguh pasti pendapatanya sulit buat mencapai target. Tapi, jika ia
sungguh-sungguh mempelajari metode penjualan yang baik, keuntungan dan target
yang ia patok pasti jauh lebih baik.
Begitu juga kita, jika kita serius menghadapi
dunia dan menjadikan akhirat sebagai tujuan kita, kita pasti takut berbuat
kesalahan dan memanfaatkan waktu yang disediakan semaksimal mungkin.Dan banyak
dari kita juga Cuma ‘meniru cara orang lain’. Apa yang menurut kita hebat
dilakukan orang lain, tak peduli itu sebenarnya salah atau benar, kita tetap
menirukan karna menurut kita ‘hebat’. Padahal belum tentu apa yang kita tiru
memberikan manfaat, dan kadang hanya membekaskan mudharat.
Begitulah sebaiknya saya fikir kita perlu membaca ulang buku panduan kita.
Yang sebenarnya kita harus sudah menerapkanya sedari kita mulai balig berakal.
Penulis sendiri juga salah satu yang terlambat. Benar bahwa bicara lebih
gampang daripada perwujudan. Namun jika ‘berbicara’ adalah buah dari niat,
semoga saja niat kita diluruskan untuk penerapan yang maksimal dalam kebaikan.
Insha ALLAH.