Life for Tommorow

Masa lalu ibarat pengambian foto dengan teknik 'Levitasi'. Ianya terlihat menarik seolah waktu terhenti tanpa gravitasi. Padahal, ia hanya mencuri sepersekian detik waktu untuk mengabadikan momen semu itu. Hanya semu. ---www.pejuanghijrah.blogspot.com---

Hijrah

"Siapa yang tidak mendekat kepada ALLAH, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, akan diseret (agar mendekat) kepada-NYA dengan rantai cobaan."(IAA) ---www.pejuanghijrah.blogspot.com---

Ephemeralogic

Tuhan menitipkan cerita di dalam cerita. Memberikan batas disetiap masa. ---www.pejuanghijrah.blogspot.com---

Dakwah

"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh pada jalan Kami, sungguh akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya ALLAH bersama orang-orang yang berbuat kebajikan."(Q.S. Al-Ankabut : 69) ---www.pejuanghijrah.blogspot.com---

Menulislah

Jika Kau Bukan Anak Raja, Juga Bukan Anak Ulama Besar, maka Menulislah ! ---www.pejuanghijrah.blogspot.com---

Minggu, 14 September 2014

Gadget and Us ( REBORN : Part 2 )


“Ada kalanya aku lari dari duniaku. Berhenti disudut gelapku. Aku me-reset  segala nyamanku. Bukan karna ku benci, tapi untuk mengerti apa aku tanpa mereka. Untuk mengerti ada Dzat lain yang mencatat keterlenaanku dengan nyamanku itu.

Ada kalanya ku diam. Menjauh enggan bicara dengan manusia. Bukan karna ku benci, aku takut berkata-kata sia-sia, membuat luka yang tak ku tau perihnya. Dan jika yang ingin ku ungkap adalah indah, aku yakin ada waktunya dimana aku bisa mengungkapkan semua dengan lugu, meski waktu yang kutunggu itu letaknya di dimensi yang berbeda.

Ada kalanya aku menutup mata. Aku tak ingin melihat indah sekitarku. Karna ku tau 2 mata ini sepasang pendosa. Yang membawaku pada pemandangan tanpa hati. Hanya bisa kusaksikan. Tanpa aku rasakan dibalik indah itu mungkin ada pilu yang dikaburkan. Aku ingin memandang dengan hati, bukan mata.

Ada kalanya aku tuli. Menutup telinga dari merdu. Sesekali menajamkan pendengaran akan bisikan kecil parau yang ternyata menyelamatkanku dari celakaku.

Ada kalanya aku nanar. Enggan tersenyum pun menangis. Karna aku tau, ia tak selamanya melekat. Berganti sesuai nuansanya. Dan aku tak ingin sekelilingku memaksaku merasakan nuansa itu. Aku ingin, alasanku tersenyum dan menangis, hanya datang dari Penguasaku.

Ada kalanya aku menangis. Tanpa sakit, tanpa luka. Diantara bahagia aku takut, hanya menikmati yang tersedia. Tanpa pengabdian apa-apa.

Ada kalanya aku bahagia. Dalam rindu dan penantian, dalam sesaknya gapaian tanganku yang tak terjamah, dalam siksa dan konfrontasi. Aku bahagia melihat puing-puing ku  berserak berantakan. Saat memungut mereka aku mengerti mereka berharga.  Dan belajar memoles mereka lebih baik lagi."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

YEAAYYY…!!! IT’S SUNDAY, RIGHT??


Its time to writing on the airrr……. :D
nanana~


Haha. Beberapa waktu lalu saya membahas tentang ‘Kita dan Gadget’ yang penulisannya belum kelar -_-. Berhubung vakansi yang tersedia ini saya cobaaa menyelesaikannya biar tulisan saya sesuai dengan target yang telah saya tujukan. :D *bahasanya terdengar berbelit-belit ya -__-

Langsung saja >>>  Bagaimana pola kita untuk memanfaatkan gadget kita? Seperti 3 poin yang sering jadi patokan yang telah dibahas sebelumnya, dan diibaratkan ke kehidupan kita,

Poin 1,  “Ah..utak-atik aja.. ntar bisa sendiri.. “

Poin 2, “Ngikut yang lain make nya gimana ajaaa.. kan udah banyak contohnyaa…”

Poin 3, “Intip dikit deh petunjuknya..”

Kebanyakan dari kita mungkin menjalani hidup seperti poin 1 dan 2.. berasumsi bahwa kita terlahir ya untuk menikmati dunia, menjalani hidup, jalani apa yang ada seperti air mengalir.  Pertanyaannya adalah : Kenapa begitu? Hidup itu singkat, ya harusnya dinikmati, jangan dibikin ribet. Hmm.. bukannya karena hidup itu singkat harusnya kita benar2 memperhatikan rambu-rambunya ya? Benar-benar serius karna waktu yang dikasih sangat terbatas.

Seperti seorang marketing yang disuruh bos nya harus bisa melakukan penjualan dalam tenggat waktu sekian hari, kalo si Marketing ini Cuma menjalani hari tanpa berusaha sungguh-sungguh pasti pendapatanya sulit buat mencapai target. Tapi, jika ia sungguh-sungguh mempelajari metode penjualan yang baik, keuntungan dan target yang ia patok pasti jauh lebih baik. 

Begitu juga kita, jika kita serius menghadapi dunia dan menjadikan akhirat sebagai tujuan kita, kita pasti takut berbuat kesalahan dan memanfaatkan waktu yang disediakan semaksimal mungkin.Dan banyak dari kita juga Cuma ‘meniru cara orang lain’. Apa yang menurut kita hebat dilakukan orang lain, tak peduli itu sebenarnya salah atau benar, kita tetap menirukan karna menurut kita ‘hebat’. Padahal belum tentu apa yang kita tiru memberikan manfaat, dan kadang hanya membekaskan mudharat.

Begitulah sebaiknya saya fikir kita perlu membaca ulang buku panduan kita. Yang sebenarnya kita harus sudah menerapkanya sedari kita mulai balig berakal. Penulis sendiri juga salah satu yang terlambat. Benar bahwa bicara lebih gampang daripada perwujudan. Namun jika ‘berbicara’ adalah buah dari niat, semoga saja niat kita diluruskan untuk penerapan yang maksimal dalam kebaikan. Insha ALLAH.